Saturday, November 22, 2014

MAKALAH ANATOMI  DAN FISIOLOGI
SISTEM SARAF




Oleh :
Nurul Khomariah
G1B013003


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN
UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2014
BAB. I PENDAHULUAN





A.    Latar Belakang
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internak dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan, dan mengontrol interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan.
Sistem saraf juga berperan dalam iritabilitas atau kemampuan untuk menanggapi rangsangan. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu proses terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama. Pertama, input sensorik yaitu sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor yang terletak di tubuh baik eksternal maupun internal. Kedua, aktivitas integratif yaitu reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar disepanjang saraf sampai ke otak dan medula spinalis. Ketiga, outpur motorik yaitu impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.
Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting yaitu susunan saraf pusat atau sistem serebrospinal dan susunan saraf otonom yang mencakup susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik. Susunan saraf pusat terdiri atas otak, sumsum tulang belakang dan urat-urat saraf atau sarf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang yang disebut urat saraf perifer (urat saraf tepi).
Tubuh manusia terdiri atas berbagai organ tubuh yang memiliki fungsi-fungsi tertentu yang berbeda. Pengaturan atau koordinasi sangat penting untuk mengatur organ-organ tubuh tersbut agar dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dalam makalah ini akan dibahas tentang anatomi dan fisiologi sistem saraf.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana struktur saraf dan bagian-bagiannya?
2.      Bagaimana mekanisme rangsangan saraf ?
3.      Bagaimana pembagian sistem saraf ?
4.      Apa saja kelainan anatomi dan fisiologi sistem saraf ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui struktur saraf dan bagian-bagiannya
2.      Mengetahui mekanisme rangsangan saraf
3.      Mengetahui pembagian sistem saraf
4.      Mengetahui kelainan anatomi dan fisiologi sistem saraf


BAB. II PEMBAHASAN
A.    Struktur Saraf dan Bagian-bagiannya
Sistem saraf dibangun oleh sel-sel saraf. Sel saraf atau (neuron) adalah sel khusus yang berfungsi menyampaikan rangsangn-rangsangan saraf (impuls saraf) diantara bagian –bagian dari sistem saraf. Setiap sel saraf terdiri atas tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit, dan akson.
1.      Badan Sel, atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari kompnen berikut :
a.       Satu nukleus tunggal, nukleus yang menonjol, dan organel lain seperti kompleks golgi dan miktokondria tetapi nukleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
b.      Badan Nissl, terdiri dari retikulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta beerperan dalam sintesis protein.
c.       Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
2.      Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
a.       Permukaan dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhusukan untuk berhubungan dengan neuron lain.
b.      Neurofibril dan badan Nissl memanjang ke dalam dendrit.
3.      Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan leih panjang dari dendrit. Bagian ini menghantar impuls menjuhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain ( sel otot atau kelenjar ) atau ke badan sel neuron yang menjai asal akson.
Sel-sel saraf berpadu dan membentuk substansi kelabu dalam sisitem ini, seperti yang dijumpai dalam korteks otak dan pada bagian dalam susmsum tulang belakang. Serabut saraf atau akson membentuk substansi putih. Perbedaan warna  ini terjadi karena akson atau serabut penghantar diselimuti sejenis sarung yang terbentuk dari bahan seperti lemak yang mempunyai fungsi melindungi, memberi makan, dan memisahkan serabut-serabut saraf yang satu dari yang lain.
Sebuah serabut saraf mempunyai kemampuan kondktivitas (penghantar) dan eksitabilitas (dapat dirangsang). Serabut saraf berkemampuan memberikan reaksi atas rangsangan dari sumber luar, seperti rangsangan mekanik,  elektrik, kimiawi, atau fisik yang menimbulkan impuls yang dihantarkan melalui serabut saraf. Sebuah impuls saraf selalu dihantarkan melalui :
                    Dendrit                     Sel saraf                     akson
Proses tersebut dinamakan dalil penghantaran maju. Sebuah impuls dapat melintasi sejumlah neuron dengan cara yang sama.
            Impuls terdiri dari dua macam, yaitu :


1)      Impuls Motorik
Merupakan impuls yang menuju ke efektor ( otot/kelenjar). Impuls     motorik yang ditimbulkan oleh salah satu sel piramidal di daerah motorik otak, akan melewati akson menyusup ke sumsum tulang belakang berada di substansi putih, akson tersebut kemudian mengkait dendrit sel motorik pada cornu anterior medula spinalis, kemudian impuls merambat melewati saraf penhubung menuju ke serabut saraf radix anterior medula spinalis, lalu dihantar pada tujuannya yaitu otot ( efektrnya).
Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal pada daerah motorik dalam korteks melintasi akson atau serabut saraf, yang sewaktu menyusui sumsusm tulang belakang berada di dalam substansi putih. Akson itu mengait dendrit sel saraf motorik pada kornu anterior sumsum tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada akson sel-sel tersebut, yang membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang dan dihantar pada tujuan akhirnya dalam otot.
2)      Impuls Sensorik
Impuls sensorik diterima ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut saraf (dendron), menuju sel sensorik dalam ganglion akar posteroior, dan kemudian melalui akson sel-sel ini masuk kedalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju sebuah nukleus dalam medula oblongata, dan akhirnya dikirimkan ke otak. Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak dikelompokkan menjadi berkas-berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang.
Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh saraf serebrospinal, yaitu :
1)      Saraf motorik atau saraf eferen yang menhantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke saraf perifer (tepi).
2)      Saraf sensori atau saraf aferen yang membawa impuls dari perifer menuju otak.
3)      Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut motorik maupun serabut sensorik, sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan.
Terdapat juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan berbagai pusat saraf dalam otak dan sumsum tulang beakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi atau serabut saraf komisural. Jalan impuls saraf berkebalikan dengan impuls motorik, asal rangsang dari ujung-ujung saraf pada kulit (reseptor) kemudian lewat akson masuk ke medulla spinalis kemudian naik menuju ke nukleus medula oblongata dan sampai ke otak.

B.     Mekanisme Rangsangan Saraf
Terdapat dua teori mengenai konduksi atau penghantaran impuls saraf,yaitu :
1.      Teori Membran
Yang menyatakan bahwa mekanisme induksi impuls saraf tergantung pada permeabilitas deferensial perbedaan permeabilitas dari ion natrium dan kalium pada membran neuron yang dikendalikan oleh medan listrik. Dari kedua faktor tersebut maka akan menimbulkan nilai ambang tertentu eksitasi tersebut dapat terjadi. Eksitasi disalurkan ke sepanjang serabut berupa aksi potensial. Aksi potensial terjadi apabila membran mengalami depilarisasi. Pada saat istirahat neuron berbentuk seperti silinder yang mempunyai muatan ion berbeda diantara membran selnya tetapi dengan jumlah yang sama, ion negatif berada di dalam membran, sedangkan ion positif berada di luar membran. Ion kalium terdapat di dalam membran lebih bebas dan cepat bergerak dari pada ion Natrium yang berada di luar membran untuk berdifusi masuk ke dalam membran. Saat ion Kalium keluar dari membran maka muatan di dalam membran bertambah negatif, sehingga pada saat ion negatif lebih banyak dari ion positif di dalam membran, maka ion Kalium sulit untuk keluar membran perbedaan potensialnya mencapai 60-90 mvolt, pada saat itu diperlukan pompa Natrium yang membutuhkan energi dari ATP yang mengalirkan Na ion sehingga terjadi keseimbangan kembali. Saat ion Na masuk, akan menurunkan [otensial transmembran sampai 0 dan terus mencapai -40 atau -50 mvolt. Setelah satu atau dua milidetik permeabilitas natrium menurun, dan kalium mulai keluar kembali. Demikian proses tersebut menimbulkan potensial rehat, ini disebut repolarisasi. Jadi gelombang depolarisasi terjadi saat ion kalium keluar yang diimbangi dengan satu ion natrium yang masuk ke dalam membran. Oleh karena itu satu impuls saraf merupakan gelombang depolarisasi yang melalui serabut saraf.
2.      Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
Yang menyatakan bahwa aksi potensial disalurkan oleh adanya arus elektronik yang mengalir mendahuluinya. Efektivitas arus eloktronik dalam meneruskan impuls tergantung pada besarnya arus, tahan membran, neuron, sitoplasma, dan medium yang mengelilinginya.

C.     Pembagian Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian yaitu :
1.Simtem Saraf pusat, terdiri dari :
a.       Otak
b.      Medulla spinalis
2.Sistem Saraf Tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa saraf yang brhubungan dengan sistem saraf pusat secara langsung maupun tidak langsung, terdiri dari :
a.       Saraf Cranial
b.      Saraf Otonom
·         Saraf simpatis
·         Saraf para simpatetis
1.      Sistem Saraf Pusat
Otak dan medula spinalis :
·         Dikelilingi oleh tulang
·         Dilindungi oleh lapisan atau selaput yang disebut meninges
·         Diselubungi oleh cairan serebrospinal
Otak dan medula spinalis merupakan struktur berkelanjutan yang ditemukan dalam tengkorak dan cairan spinal. Medula spinalis memiliki panjang kira-kira 17 inci (42 cm), dan berakhir pada bagian bawah tulang belakang. Serabut-serbut saraf keluar dari otak dan medula spinalis.
a.       Otak
Otak (encephalon) adalah suatu masa jaringan saraf yang besar, lunak, dan berada di dalam tulang tengkorak. Otak terdiri atas bagian kelabu dan bagian putih. Bagian yang kelabu terdiri dari badan-badan sel saraf, sedangkan yang berwarna putih mengandung sel-sel saraf yang membentuk hubungan antara bagian otak yang satu dengan yang lain.
Lebih jauh lagi otak dapat dibagi menjadi :
1.      Serebrum : Bagian terbesar dari otak. Bagian-bagian luarnya berbentuk lipatan-lipatan yang disebut gyrus dan terbagi menjadi lobus-lobus yang dinamai sesuai dengan tulang tengkorak yang mengelilinginya.
a.       Bagian luar, disebut cortex cerebri tersusun atas badan-badan sel saraf dan tampak berwarna abu-abu.
b.      Bagian dalam, tersusun dari akson dan dendrit sehingga berwarna putih.
c.       Semua aktivitas mental-berpikir, gerakan-gerakan tak disadari, interpretasi sensasi dan emosi diatur oleh sel-sel serebrum.
d.      Pada umumnya, bagian kanan serebrum menginterpretasi dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri dan sebaliknya.
2.      Serebellum  : Ditemukan dibawah lobus occipital serebrum. Serebellum juga memiliki bagian luar yang terdiri atas badan sel kelabu. Bagian ini berfungsi dalam koordinasi gerak otot dan keseimbangan.
3.      Batang otak : Meliputi otak bagian tengah, ppons dan medulla oblongata. Sebagian besar batang otak terdiri dari akson dan dendrit. Serabut-serabut ini bertindak sebagai penghubung antara pusat pengendalian pada serebrum dan serebellum dengan medula spinalis. Pusat-pusat pengendalian yang ditemukan di batang otak mengtur gerakan-gerakan involunter dari organ-organ vital, seperti jantung, pembuluh darah, paru-paru, lambung dan usus.
·         Serebrum
            Serebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak yang masing-masing disebut fosa kranialis anterior dan kranialis tengah. Serebrum atau otak besar di bagian korteks serebri terdapat banyak kumpulan sel-sel saraf sehingga membentuk substansi kelabu atau ganglia basalis. Pada korteks tersebut tersusun lipatan-lipatan tak teratur sehingga menambah luas permukaan serebrum. Sedang pada bagian medula terdapat akson-akson yang diselaputi oleh myelin sehingga membentuk substansi alba (putih) karena lemak myelin tersebut.
·         Hemister Serebri
Hemister serebri adalah bagian otak terbesar, terdiri dari :
Korteks, lapisan luar yang terdiri dari sel saraf, tersusun dalam lapisan tebal sekitar 2 mm dan mengandung sekitar 70% dari semua neuron sistem saraf.
Serat saraf, berjalan dari dan ke sel-sel tersebut, menghubungkan bagian-bagian otak dan menghubungkan otak dengan medula spinalis.Talamus, ganglia basalis dan massa sel saraf lain di dalam hemisfer serebri. Korpus kolosum adalah pita tebal serat yang menghubungkan kedua hemisfer serebri, melalui struktur ini informasi sensorik saling bertukar antara kedua hemisfer.
            Permukaan hemisfer serebri ditandai dengan girus (rigi) dan sulkus (fisura), sekitar empat per lima dari total korteks tidak terlihat pada permukaan, tersembunyi di dalam sulkus. Bagian luar hemisfer serebril disebut korteks serebril. Hemisfer serebril dihubungkan melalui fisura longitudinalis oleh berkas akson, yang salah satunya adalah korpus kalosum. Diansefalon mencakup epitalamus, talamus, subtalamus dan hipotalamus.
·         Korteks serebri
Korteks serebri diatur secara horizontal berdasarkan fungsi dan secar vertikal menjadi lapisan-lapisan. Korteks serebri adalah bagian otak yang paling maju dan bertanggung jawab untuk memahami lingkungan dan memulai pikiran dan perilaku yang berorientasi tujuan.Korteks disebut substansia grisea (gray matter) karena lebih banyaknya badan sel saraf dibandingkan dengan akson neuron yang cenderung tampak putih. Bagian lain dari korteks serebri, yang disebut lobus, melaksanakan fungsi yang berbeda. Beberapa bagian korteks serebri sebagai area sensorik primer dan secara langsung menerima stimulus sensorik yang datang.
·         Talamus
Talamus menerima semua informasi sensorik yang datang (kecuali bau) dan secara berturut-turut menyampaikan informasi tersebut malalui berbagai traktus aferen ke bagian lain korteks serebri. Talamus juga merupakan bagian dari sistem aktivasi retikular ( reticular activating system, RAS) suatu kelompok neuron yang luas yang penting dalam membuat individu terjaga. Talamus menerima informasi nyeri dan menyampaikan ke korteks serebri.
·         Hipotalamus
Hipotalamus membentuk dasar diansefalon. Hipotalamus merupakan organ saraf dan endokrin penting yang bertanggung jawab untuk mempertahankan homeostasis (kestabilan lingkungan insternal). Hipotalamus mengintegrasikan dan mengarahkan informasi mengenai suhu, rasa lapar, aktivitas sistem saraf otonom, dan status emosi. Hipotalamus juga mengatur kadar beberapa hormon, termasuk hormon hipofisis.
Jadi fungsi serebrum adalah mengontrol mental, tingkah laku, pikiran kesadaran, moral, kemauan , kecerdasan, kemsmpusn berbicara, bahsa dan beberapa persaan khusus yang dilakukan oleh korteks serebri. Mengendalikan otot-otot tulang sebab korteks serebri tempat semua impuls motorik.
·         Serebelum
Serebelum berada di otak belakang sebelah posterior batang otak. Serebelum membantu mempertahankan dan keseimbangan bertanggung jawab untuk respon otot rangka halus sehingga menghasilkan gerakan volunter yang baik dan terarah. Serebelum mengontrol gerakan cepat dan berulang yang diperlukan untuk aktivitas seperti mengetik, bermain piano, dan mengendarai sepeda.
·         Batang otak
Terdiri dari diancephalon (otak tengah), pons varolli dan medula oblongata. Otak tengah (diancephalon) merupakan bagian atas batang otak. Aqueduktus serebri yang menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat melintasi melalui otak tengah ini. Otak tengah dibagi 2 tingkat :
1)      Atap yang mengandung banyak pusat-pusat refleks yang penting untuk penglihatan dan pendengaran.
2)      Jalur motorik yang besar, yang turun dari kapsula interna melalui bagian dasar otak tengah, menurun terus menerus melalui pons dan medula oblongata menuju sumsum tulang belakang.
Pons varolli merupakan bagian tengah otak dan karena itu memiliki jalur lintas naik dan turun seperti pada otak tengah. Fungsi pons varolli adalah sebagai jalur lintas motorik dan sensorik, terdapat serabut penghubung lobus serebelum, menghubungkan serebelum dan korteks serebri.
Medula oblongata, membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons dan sumsum tulang belakang, terletak dalam fosa kranialis posterior dan bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat di bawah foramen magnum tulang oksipital. Sifat utama medula oblongata bahwa jalur motorik desenden melintasi batang otak dari sisi yang satu menuju sisi yang lain yang disebut duktus motorik. Fungsi medula oblongata adalah mengendalikan pernapasan dan sistem kardiovaskuler.
b.      Medula spinalis (sumsum tulang belakang)
Medula spinalis bermula dari medula oblongata menuju ke arah otak caudal melalui foramen magnum dan berakhir pada daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah semakin kecil kecuali pada daerah leher dan pinggang menebal/melebar. Dari penebalan tersebut plexus-plexus saraf bergerak mensarafi anggota badan atas dan bawah, dan untuk daerah dada tidak membentuk plexus tetapi tersebar membentuk saraf intercostalis. Pada penampang melintang medula spinalis tampak gambaran seperti kupu-kupu. Sayapnya dibentk oleh tanduk depan/cornu posterior di kanan dan kiri. Medula spinalis juga mempunyai dua substansi yaitu kelabu dan putih. Serabut-serabut saraf tersebut tersusun menjadi jalur. Medula spinalis keluar saraf-saraf spinal yang tersusun menurut segmen tubuh.
§  8 pasang saraf spinal leher
§  12 pasang saraf spinal dada
§  5 pasang saraf pinggang
§  5 pasang saraf spinal kelangkang
§  Beberapa saraf pinggang tungging
Setiap saraf spinal yang keluar dari medula spinalis terdiri dua akar yaitu akar depan ( radix anterior) dan akr belakang (radix posterior). Kedua radix tersebut mempunyai kumpulan sel saraf yang disebut simpul saraf spinal (ganglion spinale). Kedua radix tersebut saling bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang kemudian meninggalkan canalis vertebalis melalui foramen intervertebralis.Kemudian seger bercabang menjadi cabang ke depan, ke belakang dan cabang penghubung. Fungsi medula spinalis adalah mengadakan komunikasi antara otak semua bagian tubuh dan gerak reflek. Gerakan tersebut bisa terjadi apabila ada organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit dan serabut saraf sensorik yang akan meneruskan.
            Jalannya rangsang :
Impuls menuju sel-sel ganglion radix posterior         oleh serabut sel saraf impuls diantar ke substansi kelabu pada cornu posterior medua spinalis        
sarabut saraf penghubung           ke cornu anterior          sel saraf motorik menerima impuls        diteruskan melalui serabut saraf motorik          organ motorik.

·         Meninges (selaput otak)
Ada tiga macam selaput yang melapisi baik otak dan medula spinalis. Ketiga selaput itu adalah durameter, arachnoidea, dan piameter.
1)      Durameter , merupakan lapisan terkuat paling luar. Durameter yang padat dan keras terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar yang melapisi tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar kecuali pada bagian tertentu dimana sinus venus terbentuk, dan dimana durameter membentuk bagian- bagian seperti falx serebri yang terletak diantara kedua hemisfer otak.
2)      Arachnoid, merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dan piameter.
3)      Piameter, yang menyelipkan dirinya ke dalam celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat tadi dengan demikian menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
·         Cairan serebrospinal
Ventriculus merupakan ruang dalam serebrum yang diliputi oleh jaringan yang kaya akan pembuluh darah. Jaringan tersebut menghasilkan cairan serebrospinal yang mengalir dalam otak dan medula spinalis. Cairan serebrospinal ini menyelubungi SSP sebagai cairan jaringan dan melindungi dari syok dan cidera. Cairan serebrospinal merupakan cairan jernih yang dibentuk dari plasma darah di dalam plexus coroideus. Plexus choroideus adalah pusaran kapiler yang terletak di dalam ventrikel, yang terbesar adalah di dalam ventrikel lateralis, tempat sebagian besar cairan serebrospinal dibentuk. Jadi fungsi dari cairan serebrospinal adalah bekerja sebagai buffer, melindungi otak dan sumsum tulang belakang dan mengantarkan makanan ke jaringan sistem persarafan pusat.
2.      Sistem Saraf Perifer (tepi)
a.       Saraf cranial
Terdapat saraf cranial yang bersifat sensorik, motorik, ataupun campura yang berjumlah 12 pasang, yaitu :
1)      N olfaktorius, saraf pembau
2)      N opticus, saraf penglihatan
3)      N oculomotoris, mensarafi otot mata eksterna dan penghantar saraf parasimpatis untuk melayani o.siliaris dan o. Oris.
4)      N choclearis, ke arah sebuah otot mata
5)      N trigeminus, mensarafi kulit wajah
6)      N abduscen, mensarafi satu otot mata yaitu rectum lacriminalis
7)      N facialis, mensarafi otot-otot mimik wajah dan kulit kepala
8)      N acusticus, pendengaran
9)      N glossopharingeus, mensarafi lidah, tekak dan kelenjar parotis
10)  N vagus, mensarafi semua organ tubuh
11)  N accesoris, terbelah menjadi dua yang pertama menyertai n vagus yang lainnya sebagai n motoris menuju ke otot sternocleidosmatoideus dan m trapezius.
12)  N hypoglossus, mensarafi otot-otot lidah.
b.      Saraf otonom
Semua alat-alat dalam dikendalikan oleh saraf otonom. Saraf otonom terdiri dari dua bagian yaitu :
1)      Sistem simpatis
Sistem simpatis terdiri dari :
§  Pusat pengontrol pada korteks, hipotalamus dan medula oblongata.
§  Sel-sel kornu lateralis substansia grisea medula spinalis, sel-sel yang berhubungan dengannya.
§  Rantai serat ganglia yang berjalan dari leher ke abdomen, terletak pada corpus vertebrae.
§  Serat yang berjalan dari ganglia membentuk kompleks pleksus pada arteri dan organ lain :
Ganglia servikalis mendistribusikan cabang-cabang menuju arteri karotis dan aksilaris dan cabang-cabangnya, dan untuk laring, trakea, kelenjar tiroid dan jantung.
Ganglia torasikus mendistribusikan cabang-cabang untuk pleksus brakhialis, jantung, paru, aorta dan cabang-cabangnya, dan organ abdomen.
Ganglia lumbalis dan sakralis mendistribusikan cabang-cabang untuk arteri iliaka komunis dan cabang-cabangnya dan untuk organ pelvis.
2)      Sistem parasimpatis
Saraf simpatis kelur dari otak melalui saraf-saraf kranial ketiga, tujuh, sembilan dan sepuluh. Saraf-saraf ini merupakan penghubung melalui mana serabut-serabut parasimpatik lewat, dan perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan olehnya. Saraf parasimpatis yang keluar dari medula spinalis melalui daerah sakral membentuk urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis dan melayani kolon, rektum dan kandung kemih.
Saraf simpatis dan saraf parasimpatis bekerjasama secara antagonis, tidak di bawah kesadaran oleh karena itu sering disebu saraf tak sadar. Misalnya saraf simpatis mengencangkan suatu alat dalam maka saraf parasimpatis mengendorkannya.
D.    Kelainan Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Beberapa kelainan yang terjadi pada sistem saraf antara lain :
1.      Epilepsi
Berasal dari bahasa Yunani berarti kejang atau dalam bahas Indonesia sering disebut penyakit ayan, yaitu gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran. Kejang terjadi ketika ledakan impuls listrik di otak melewati batas normal mereka. Beberapa penyebabbnya yaitu kurangnya oksigen saat dilahirkan, kepala mengalami cedera dalam proses kelahiran, kepala cedera saat anak-anak/dewasa, tumor otak dan sebagainya.


2.      Meningitis
Meningitis yaitu peradangan selaput otak (meninges), yang disebabkan oleh bakteri pneumoniae, Haemophilus influenzae yang dapat menyebabkan peradangan. Gejala awal yaitu demam tinggi, sakit kepala tak kunjung berhenti, mual dan muntah, nyeri otot sendi.
3.      Neuritis
Neuritis yaitu gangguan pada sistem saraf tepi yang disebabkan adanya peradangan, paparan bahan kimia beracun, ataupun tekanan (trauma) fisik. Gejala-gejalanya brkaitan dengan berbagai jenis serat saraf yang rusak. Gejala-gejala akan timbul kalau serat saraf pengindra mengalami kerusakan, seperti rasa nyeri yang menusuk, panas dan gatal,dan lumpuh.
4.      Hidrosephalus
Merupakan peradangan selaput otak (serebrospinal) sehingga cairan otak terkumpul di otak, akibatnya kepala si penderita membesar.
5.      Alzheimer
Umumnya menyerang orang berusia di atas 65 tahun. Gangguan alzheimer ditandai dengan berkurangnya kemampuan mengingat. Penderita alzheimer juga kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tidak ada pengobatan yang menghentikan penyakit alzheimer.
6.      Neurasthonia
Neurasthonia atau lemah saraf, penyakit ini ada karena pembawaan lahir, terlalu berat penderitanya, rohani terlalu lemah atau karena keracunan.
7.      Spastisitas atau kekakuan
Pada saat keadaan paralia lemas berlalu, otot mendapat kembali tonusnya kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang menjadi spatis dan kaku.
8.      Kerusakan pada sumsum tulang belakang
Sering kali disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas adalah cedera serius yang dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Apabila cedera itu mengenai daerah servikal pada lengan, tangan dan tungkai maka penderita itu tidak tertolong. Apabila saraf frenikus tidak terserang cedera maka diafragma mungkin tidak terserang, sebaliknya bila saraf frenikus terserang maka dibutuhkan pernapasan buatan.
9.      Ensefaliatis adalah peradangan pada jaringan otak yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus 


BAB IV. PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf.
2.      Sistem saraf mengontrol dan mengkoordinasi atau mengatur kebanyakan aktivita dari sistem-sistem tubuh lainnya.
3.      Sistem saraf terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakng, dan sistem saraf tepi (perifer) yang terdiri dari saraf kranial dan saraf otonom (simpatis dan parasimpatis).
4.      Beberapa kelainan atau gangguan pada sistem saraf antara lain meningitis, neuritis, epilepsi, alzheimer, ensefaliatis, spastisitas atau kekakuan, hidrosephalus dan kerusakan pada sumsum tulang belakang.

B.     Saran
Supaya dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari berbagai sumber keilmuan, kita harus dapat mengkaitkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita lebih mengerti dan memahaminya.


DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
GibsoN, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Hegner, Barbara R dan Esther Caldwell. 2003. Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Rosyidi, Alvi. 1996. Anatomi-Fisiologi dan Gizi Manusia. Surakarta : UNS.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.



0 comments:

Post a Comment