Sunday, November 16, 2014

MAKALAH PATOFISIOLOGI




Oleh :
1.                  Nurul Khomariah                 G1B013003
2.                  Ema Listiawati                      G1B013005
3.                  I Made Fariz                          G1B013069








KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Keseimbangan nitrogen adalah perbedaan antara jumlah nitrogen yang masuk ke dalam tubuh setiap hari (terutama dari protein makanan) dan jumlah senyawa bernitrogen yang keluar melalui air kemih, keringat, tinja, dan sel-sel yang terlepas. Sebagian besar nitrogen asam amino diekskresi melalui urin. Keseimbangan nitrogen pada orang dewasa sehat adalah nol, yaitu jumlah nitrogen yang diperoleh dari makan setara dengan jumlah yang keluar. Apabila nitrogen yang keluar lebih banyak daripada yang diperoleh dari makanan, akan terjadi apa yang disebut sebagai kesimbangan nitrogen negatif. Keseimbangan nitrogen negatif timbul pada dua keadaan : apabila seseorang memakan terlalu sedikit protein, atau seseorang memakan protein yang kandungan satu atau lebih asam aminonya sedikit. Penyabab kekurangan asam amino yang menimbulkan keseimbangan nitrogen negatif adalah bahwa tubuh memerlukan komplemen lengkap ke-20 jenis asam amino untuk mensintesis protein. Apabila kesimbangan nitrogen negatif tersebut berlangsung lama, fungsi-fungsi tubuh akan terganggu karena hilangnya protein-protein penting (Marks,2000).
Di kulit asam amino mempunyai fungsi (Tabor & Blair,2009), yaitu pengisi/komponen kulit yaitu mempertahankan kelembaban alami (natural moisurizin factor), pengisi keratin (protein lapisan kulit luar), dan pengisi kolagen, regenerasi jaringan kulit yaitu pergantian kulit, dan untuk sintesis kolagen, melindungi terhadap kerusakan Sinar ultraviolet , mengurangi penbentukan melanin (pigmen kecoklatan atau hitam).
Kelembaban kulit memerlukan asam amino serin, glisin, alanin, citrullin, dan treonin, sedangkam protein lapisan kulit luar terdapat metionin, sistei, dan sisti. Asam amino untuk pembentukan kolagen adalah glisin, prolin, alanin, dan hidoksiprolin. Semua asam amino tersebut harus terpenuhi dalam jumlah yang tepat sehingga kulit terjaga dari beberapa ganggguan, terutama lapisa dermis sebagai jaringan ikat atau penyokong.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang efek keseimbanagan nitrogen negatif berupa gangguan metabolisme asam amino pada lapisan kulit dermis.

B.       Tujuan
1.         Mengetahui pengertian negative nitrogen balance.
2.         Mengetahui asam amino yang diperlukan lapisan kulit dermis.
3.         Mengetahui efek gangguan metabolisme asam amino pada lapisan kulit dermis.

BAB II
PEMBAHASAN
1.        Kesembangan nitrogen negatif
Keseimbangan protein negatif adalah ketika tubuh kehilangan banyak nitrogen dibanding yang diperoleh. Keseimbangan nitrogen negatif dapat terjadi dalam keadaan infeksi, luka bakar, kelaparan, demam, dan cedera.

2.        Asam amino yang diperlukan lapisan kulit dermis
Di kulit asam amino mempunyai fungsi (Tabor & Blair,2009), yaitu pengisi/komponen kulit yaitu mempertahankan kelembaban alami (natural moisurizin factor), pengisi keratin (protein lapisan kulit luar), dan pengisi kolagen, regenerasi jaringan kulit yaitu pergantian kulit, dan untuk sintesis kolagen, melindungi terhadap kerusakan Sinar ultraviolet , mengurangi penbentukan melanin (pigmen kecoklatan atau hitam).
Kelembaban kulit memerlukan asam amino serin, glisin, alanin, citrullin, dan treonin, sedangkam protein lapisan kulit luar terdapat metionin, sistein, dan sisti. Asam amino untuk pembentukan kolagen adalah glisin, prolin, alanin, dan hidoksiprolin. Semua asam amino tersebut harus terpenuhi dalam jumlah yang tepat sehingga kulit terjaga dari beberapa ganggguan, terutama lapisan dermis sebagai jaringan ikat atau penyokong.

Berikut ini adalah beberapa asam amino dan fungsinya yang dibutuhkan oleh lapisan dermis:
a.       Serine
Serin adalah neurotransmitter yang mengurangi rangsangan saraf tulang belakang dan merupakan komponen utama dari zat penting pada otak. Serin membungkus dan melindungi isi sel dan penting untuk struktur membran sel. Ini mengatur masuk dan keluarnya berbagai zat kimia yang dibutuhkan sel (excretes). Hal ini memungkinkan keutuhan struktur membran, fleksibilitas dan integritas sel.
b.      Prolin
Prolin adalah Komponen asam amino utama yang membantu produksi jaringan ikat. Jaringan ikat membentuk lapisan dermis pada kulit, tendon, ligamen, tulang rawan dan matriks tulang.
c.       Treonin
Asam amino ini bertindak tembok penghalang bagi glycine dan serin. Juga diperlukan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar berfungsi dengan normal.
d.      Metionin (Methionine)
Metionin adalah prekursor sistein dan kreatin. Dengan kata lain, tubuh dapat mensintesis dua asam amino dari metionin. Selain itu, metionin membantu menghilangkan zat beracun dari hati dan memfasilitasi regenerasi hati sekaligus mengurangi tingkat kolesterol darah.

e.       L-Sistein (L-Cysteine)

Sistein dapat melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel. Asam amino ini membantu pula dalam proses detoksifikasi tubuh, selain memberikan perlindungan terhadap toksisitas tembaga.

f.       L-Glisin (L-Glycine)

Glisin mengambil bagian penting dalam produksi glikogen yang kemudian disimpan di hati. Glikogen dipecah menjadi glukosa ketika tubuh sangat membutuhkan energi. Glisin juga mendukung dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

3.        Gangguan metabolisme asam amino pada lapisan dermis.

Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kerusakan/pengaruh lingkungan. Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan-kerusakan fisik akibat gesekan, penyinaran, kuman-kuman, panas, zat kimia, dan lain-lain. Selain itu, kulit juga berfungsi untuk mengurangi kehilangan air, mengatur suhu tubuh, menerima rangsang dari luar, dan ekskresi.
Sebagai alat ekskresi, kulit terutama mengeluarkan limbah metabolism berupa garam-garam (terutama garam dapur) dan sedikit urea, yang dibuang melalui pengeluaran keringat. Dari kapiler darah yang terdapat pada kulit, kelenjar keringat akan menyerap air dan larutan garam serta sedikit urea. Air beserta larutan garam dan urea yang terlarut kemudian dikeluarkan melalui pembuluh darah ke permukaan kulit tempat air diuapkan dan merupakan penyerap panas tubuh kita.
Kulit terdiri atas lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis. Lapisan luar berlapis-lapis terdiri atas korneum yang mati dan selalu mengelupas, stratum lucidum, stratum granulosum yang mengandung pigmen, dan stratum germinativum yang terusmenerus membentuk sel-sel baru ke arah luar. Di bawah lapisan epidermis, terdapat dermis yang mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak yang bertugas menghalangi pengaruh perubahan suhu di luar tubuh.
Aktivitas kelenjar keringat ada di bawah pengaruh pusat pengatur suhu badan dan system saraf pusat. Sistem ini dirangsang oleh perubahanperubahan suhu di dalam pembuluh darah, kemudian rangsangan dipindahkan oleh saraf simpatetik menuju kelenjar keringat. Oleh karena itu, jumlah kandungan larutan ataupun banyaknya keringat yang dikeluarkan selalu berbeda, semuanya ditujukan agar suhu badan selalu tetap.


Pengeluaran keringat yang berlebihan, seperti pada orang-orang yang bekerja keras akan menyebabkan lebih cepat merasa haus dan sering mengalami “lapar garam”. Demikian pula orang yang terkena terik matahari, keringat yang keluar akan banyak mengandung larutan garam. Kehilangan garam-garam dari larutan darah ini dapat menimbulkan kejang-kejang dan pingsan.
Contoh kasus gangguan metabolisme asam amino pada lapisan kulit dermis:
Defisiensi Niasin (Pallagra)
Pallagra adalah suatu penyakit defisiensi yang terutama disebabkan oleh kekurangan niasin (asam nikotinat),mengenai semua jaringan tubuh. Patologi secara histologis terjadi udem dan degenerasi kolagen superfisial dermis. Pembuluh darah papiler kongestif, dan ada infiltrasi limfosit perivaskuler dalam dermis. Epidermis adalah hiperkeratotik dan kemudian menjadi atrofi.
Perubahan-perubahan pada kulit terjadi juga pada lidah, membran mukosa mulut, dan vagina. Perubahan dapat disertai dengan infeksi sekunder dan ulserasi. Dinding kolon menebal dan meradang dengan tambalan pseudomembran, kemudian mukosa atrofi.
Gejala awal pallegra tidak jelas, anoreksia, lemah, lesu, rasa terbakar, mati rasa dan pusing dapat merupakan gejala prodromal. Sesudah defisiensi niasin lama, tampak gejala-gejala khas. Tiga serangkai klasik terdiri dari dermatitis, diare, dan dimensia. Manifestasi yang paling khas adalah manifestasi klinik kulit yang dapat berkembang mendadak atau tersembunyi dan  mungkin didapatkan karena iritan,terutama karena cahaya matahari yang kuat. Manifestasi ini mula-mula tampak sebagai erithema simetris pada permukaan yang terpapar yang dapat menyerupai kulit terbakar karena cahaya matehari dan pada kasus yang ringan mungkin luput dari perhatian. Lesi biasanya berbatasan tegas dengan kulit sehat sekitarnya. Lesi pada kulit tangan kadang kadang mempunyai gambaran seperti sarung tangan. Lesi kulit biasanya didahului oleh stomatitis, glositis, muntah atau diare.
Diagnosis biasanya dibuat dari tanda-tanda fisik glositis, gejala-gejala gastrointestinal, dan dermatitis simetris. Pencegahan dapat dengan diet berimbang yang baik mengandung daging, sayuran, telur, dan susu memenuhi masukan harian yang dianjurkan dengan demikian penambahan niasin diperlukan hanya pada bayi yang minum ASI dari ibu yang menderita pallagra atau anak dengan diet terbatas.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dermis atau yang sering disebut jaringan ikat atau jaringan penyokong memerlukan berbagai macam asam amino seperti serine yang berfungsi sebagai pembungkus dan melindungi isi sel dan penting untuk struktur membran sel, prolin berfungsi sebagai komponen utama yang memproduksi jaringan ikat, treonin berfungsi sebagai menjaga sistem kekebalan tubuh agar berfungsi dengan normal, metionin berfungsi untuk membantu menghilangkan zat beracun dari hati dan memfasilitasi regenerasi hati sekaligus mengurangi tingkat kolesterol darah, L-sistein berfungsi sebagai membantu pula dalam proses detoksifikasi tubuh, selain memberikan perlindungan terhadap toksisitas tembaga, L-glisin berfungsi sebagai mengambil bagian penting dalam produksi glikogen yang kemudian disimpan di hati.

Lapisan kulit memerlukan nitrogen dalam kelangsungan hidupnya agar tetap seimbang. Nitrogen yang diperlukan harus seimbang antara yang masuk dan yang keluar agar tidak terjadi gangguan pada lapisan kulit.

B.     Saran

Oleh karena itu kita harus menjaga asupan nitrogen dalam tubuh kita terutama untuk kulit. Keseimbangan harus diperhatikan antara nitrogen yang masuk dalam tubuh maupun yang keluar tubuh agar tetap terjaganya keseimbangan dalam kulit. Kita harus menghindari makanan yang sedikit protein tetapi juga harus menghindari makanan yang memiliki double protein agar tidak mengganggu keseimbangan.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dalam tata cara penulisan maupun materi yang ditampilkan. Maka kami memohon bimbingannya agar dalam pembuatan makalah selanjutnya sudah tidak ada kesalahan seperti ini dan sudah bisa menampilkan sesuai apa yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

Behrman, dkk. 2001. Ilmu Kesehatan Anak Nelson .Jakarta. EGC.VOL.1. E/15

Djuanda, Adhi; dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta :

FKUI. 2007

Marks, Dawn B, dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. jakarta : EGC.

Tabor A dan Blair RM.2009. nutritional cosmetic :beauty from within. Burlington, MA : William Andrew.

0 comments:

Post a Comment